Asuransi atau investasi menjadi bagian perencanaan keuangan, asalkan disiplin menggunakan uang. JAKARTA, KOMPAS.com - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) pada semester I tahun 2011, mencatat total pendapatan premi sebesar Rp 6,3 triliun atau naik 39,4 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Pendapatan premi bisnis baru syariah meningkat 107,9 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pencapaian bisnis asuransi syariah memperkuat optimisme pertumbuhan Prudential ke depan, khususnya pada pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia yang tercatat sebagai salah satu yang tumbuh paling pesat di Asia Tenggara," ujar William Kuan, Presiden Direktur Prudential Indonesia, Selasa (16/8/2011) di Jakarta.
Prudential saat ini merupakan asuransi jiwa terbesar di Indonesia, dengan produk utama asuransi jiwa terkait investasi (unit link), baik konvensional maupun yang berbasis syariah. Kontribusi produk unit link saat ini di atas 90 persen dari total penjualan perusahaan. Lebih dari 90 persen portofolio unit link tersebut adalah produk dengan premi reguler.
Produk unit link dengan premi reguler mengutamakan sisi perlindungan dan tabungan jangka panjang, yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Rata-rata premi nasabah Prudential memiliki komposisi perbandingan 70 persen untuk proteksi dan 30 persen untuk investasi. "Dengan unsur proteksi, dikombinasikan dengan potensi hasil investasi jangka panjang yang menarik serta sifatnya yang fleksibel dan transparan, produk unit link terus diminati masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan industri asuransi jiwa beberapa tahun belakangan ini," ujar William.
Prudential Indonesia terus meningkatkan standar layanan dan produk berkualitas. Hal itu dilakukan, antara lain dengan terus menjadikan jalur keagenan sebagai jalur distribusi utama, sekaligus memperluas peluang pertumbuhan bisnis lebih jauh bersama mitra perbankan perusahaan saat ini dan jaringan kemitraan lainnya.
Adapun jumlah klaim dan manfaat yang dibayar Prudential selama semester I 2011 tercatat Rp 1,8 triliun.
View the original article here
No comments:
Post a Comment